“KARENA
MEREKA AKU BAHAGIA”
Namaku SOFIAH tapi biasanya aku sering di panggil VHIA. Aku ini
orangnya sedikit agak pemalu kalau baru kenal sama orang dan tidak bisa
beradaptasi cepat, tapi kalau sudah kenal lama sama aku, aku ini orangnya suka
ceplas-ceplos enggak beraturan pokoknya absurd dan sebelumnya aku minta maaf kalo ada salah kata dalam penulisan ini.
Motivasi
hidupku dalam meraih mimpi atau sesuatu bukanlah hal yang terbatas pada suatu pekerjaan
tangan dan bila saja kamu mau meraih seluruhnya yang kamu miliki tidak ada hal
yang tidak mungkin tidak tercapai dengan berusaha sekuat tenaga apapun
keajaiban akan datang menghampiri kamu dan itu bisa terjadi pada siapapun, dan
itulah yang aku rasakan pada saat ini aku harap keajaiban itu akan selalu ada
selama napasku masih berhembus.
Cerita aku dimulai....
Pagi yang cerah, matahari yang bersinar
begitu indahnya. Waktu itu aku dengan bahagianya untuk pergi kesekolah, setelah
selesainya liburan semester satu yang lumayan panjang. Di hari itu semua orang
disekolah pada kumpul di halaman sekolah dan berbaris. Dan aku masih bareng sama teman-teman dikelas
Gulliver X-4. Kami semua belum tau apakah kami masih satu kelas atau tidak, ternyata
kelas kami diacak dan aku tidak satu kelas lagi dengan sahabat-sahabatku, Tyas,
Nita, Marda, Rahmi, Rafta, Evi, Siti, Hafi, Adit, Arif, Dagdo, Irvan, Burhan, kecuali sama Hilda, Anggi dan Lyoot, tapi
pertemanan kami enggak bakalan putus walaupun tidak satu kelas lagi.
Keesokan harinya ada pengumuman di
mading sekolah ternyata aku masuk kelas X-7. Waktu itu aku tidak menyangka
kenapa aku malah masuk kelas paling akhir itu, tapi dari kelasku di X-4 dulu
yang masuk X-7 ada 3 orang sahabatku, HILDA, ANGGI, dan LYOOT. Sukur banget ada
mereka, tapi waktu itu ANGGI malah menangis alasannya kenapa dia masuk kelas
itu, dia nangis enggak mau ngomong apapun pada saat itu. Padahal kemarin dia
milih kelas unggulan ternyata dia kurang beruntung pada saat itu. HILDA pun
sebaliknya begitu, hanya aku dan lyoot yang nggak milih kelas unggulan karna
faktor ada les tambahan dikelas unggulan itu dan kami berdua memang tidak
berminat untuk masuk kelas itu.
Hari kedua di kelas baru masih terasa
asing buat aku karena belum bisa beradapdasi dengan baik di kelas itu. Saat aku
masuk kelas aku hanya diam melihat di sekelilingku, aku hanya merasa aneh saja
kenapa semua orang di kelas itu pada asik sendiri-sendiri tidak menghiraukan
satu sam lainnya. Aku dan Hilda cuma diam kamipun bosan dan keluar kelas.
Belpun berbunyi “Teeeeeeengnoooooongnoooooongneeeeengtiiiiiiingg”
waktu menunjukkan pukul 07.05 wib. Semua murid masuk kekelas masing-masing,
karena ada pengarahan dari wali kelas yang baru di masing-masing kelas. Tak
lama kemudian yang menjadi wali kelas aku datang, aku tak menyangka yang
menjadi wali kelasku adalah Pak. DEDE TOMOJIN. Saat itu Pak Dede memperkenalkan
diri dan kami semua menyambut dengan baik. Lalu pak Dede mengkordinir kelas
dengan memilih pengurus-pengurus kelas dan aku dipilih menjadi seksi kebersihan
kelas, padahal aku tak menginginkan jabatan itu karena aku sadar aku ini
orangnya enggak terlalu rajin bisa dibilang aku ini sedikit pemalas apabila
berkaitan tentang semua itu. Tapi aku diberikan amanah untuk mengurus itu semua
dan aku berjanji akan menjalankan itu semua dengan sebaik mungkin. Karena Pak
Dede sudah memberikan amanah itu semua kepada aku dan semua anggota-anggota ku.
Hari ketiga dikelas, kebiasaan aku yang
paling pagi berangkat ke sekolah, aku berpikir apakah hari ini di sekolah akan
baik-baik saja? atau malah sebaliknya. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi
nantinya. Setiba aku disekolah setelah 15 menit lamanya aku menuju sekolah,
tiba-tiba aku bertemu HILDA di parkiran saat itu dan aku bertanya kepada HILDA,
gimana kelanjutan kita dikelas nanti apakah masih saja penuh dengan kebosanan?
HILDA menjawabnya dengan muka agak lesu dia mengatan kayaknya, begitu. Kami
selalu merasa bosan dikelas itu karena tidak ada yang nyambung satu sama
lainnya.
Dan waktu itu aku mulai mau beradaptasi
dengan mereka aku ajak mereka melakukan lelucon walaupun enggak ada yang
ngerti, aku pengaruhi mereka dengan apa yang aku idola-idolakan aku menyebarkan
virus K-POP (korea musik) kepada mereka dan mulai cocok mereka mengenai hal
tentang itu walaupun cuma beberapa orang aja dikelas itu tapi enggak apa-apa
karena pendekatan beradaptasi kepada orang itu butuh proses yang lumayan
panjang. Bel pulang enggak terasa sudah berbunyi akupun bergegas ingin pulang
karena aku setiap pulang sekolah merasa lelah dan bawaannya ingin tidur.
Keesokan
harinya, lumanyan menyenangkan karena kami semua yang ada dikelas sudah pada
akrab satu dengan lainnya. Aku pun banyak berteman dengan murid laki-lakinya, kalau
ngomong dengan murid laki-lakinya pada nyambung semuanya. Kami sering kali
membahas tentang anime (tokoh jepang), dan tentang idol grup JKT48 itu saja
yang kami sering bahas.
Hari senin
datang, dan itu pertama kalinya upacara dengan semua anak kelas X-7, aku salut
dengan mereka semua belum disuruh mereka semua sudah rapi berbaris tanpa
disuruh. Walaupun kelas paling akhir kami tidak seperti orang yang sama dengan
yang akhir, bisa dikatakan kami tidak sama dengan apa yang orang-orang lihat
kami berbeda dari kelas lain karena kami punya talenta yang sangat banyak.
Lumayan banyak penghargaan yang kami dapatkan selama lomba salah satunya juara
1 lomba masak satu sekolah, juara 3 lomba maulid antar kelas, juara 1 Dai’ isra
mi’raj dan masih banyak lagi penghargaan yang kami dapatkan selama dikelas X-7
itu. Kelas aku itu pokoknya kelas yang serba bisa jarang ada kelas seperti ini,
semua muridnya pada kompak semua enggak ada kurang satupun.
Berapa bulan
kemudian, ada rumor ada 2 orang murid baru yang akan masuk dan satu kelas denganku.
Salah satunya ada teman waktu aku TK dulu namanya ARIF. Ada dua orang yang
masuk kelas aku, ARIF dan ASFIA. Kelas aku itu muridnya udah paling banyak
dibandingkan kelas yang lain ditambah lagi ada 2 orang murid baru jadi dikelas
itu jumlah semuanya 40 orang. Walaupun dikelas lumayan sempit karena banyak
meja dan jumlah orang yang terlalu banyak, kami sama sekali tidak merasakan
susah atau apapun, Kami malah sangat senang.
Kami sering
berangan-angan, andai saja tidak ada jurusan kami ingin satu kelas terus sampai
kelas XII, tapi itu semua enggak mungkin karena kami semua punya pilihan
masing-masing yang berbeda-beda begitupun denganku sebaliknya. Jadi tidak
mungkin itu semua terjadi itu semua hanya mimpi yang hanya akan dinikmati
sendiri-sendiri. Aku masih ingat saat membawakan pidato didepan kelas berdiri
dihadapan mereka tanpa ada rasa malu sedikitpun aku dengan lantangnya
membawakan pidato itu. Aku tidak merasa malu apabila mereka semua yang
menghadapi aku, karena mereka semuanya itu adalah keluarga yang terbaik.
pada waktu itu
kami semua berunding mencari apa nama kelas yang bagus yang singkat, padat,
jelas, namun bermakna. Dan kami berpikir saat itu tiba-tiba dua orang sahabatku
menemukan nama kelas yang cocok untuk kelas kami, namanya adalah “DTSS”
kepanjangannya ini rahasia hanya kami anak X-7 sajalah yang tau karena ini
sangat bermakna. Kalau kamu ingin tahu bisa bertemu salah satu member X-7 tapi
ini sangatlah rahasia, jadi kamu akan sangat susah mencari tahu apa maknanya
itu semua kami terinspirasi dari wali kelas kami yang sangat kami semua cintai
yaitu dia bernama Pak.Dede.
Tidak terasa
ulangan kenaikan kelas tinggal menghitung hari, dan rasanya kami tidak ingin itu
terjadi, apabila itu terjadi maka tidak lama lagi kami semua akan pisah kelas
sesuai ketentuan jurusan masing-masing. Keesokkan harinya ulangan tiba kami
merenung di depan lokal kelas masing-masing saling memandang apakah ini benar
DTSS akan pisah? Ini semua berasa seperti hanya mimpi saja. Tidak percaya kami
akan pisah dipecah-pecahkan. Tapi apalah kami hanya bisa diam saja dan
tersenyum walaupun sedikit tak rela.
1 minggu
kemudian kami mengadakan perpisahan kelas tapi ini bukan perpisahan untuk yang
terakhir kalinya. Pada Hari sabtu 2013-06-15
kami mengadakan acara perpisahan “Terus Melangkah DTSS” acara makan-makan
bersama wali kelas dan guru olahraga, di KAMPUNG LAUK dan merayakan ulang tahun
dua sahabat DTSS, YUNANI & NURUL. Waktu itu juga aku membantu sahabatku
YUNANI untuk menyatakan cintanya kepada ketua kelas kami NITA, meskipun belum
berhasil tapi YUNANI terus berusaha mengejar sampai dia mendapatkan cintanya
yang masih angan-angan belum terjawab, meskipun keduanya sudah tau perasaan
masing-masing tapi masih belum bisa bersatu.
Aku baru
menyadari kalau apa yang dialami yang pertama itu walupun pahit tapi pada
akhirnya berakhir dengan bahagia. Menyenangkan sekali bisa satu kelas sama
kalian anak DTSS X-7 aku enggak bakal lupa sama kalian semua enggak ada kata
pisah meskipun kita enggak berada ditempat yang satu lagi yang bisa bercanda
dengan puas kini kalian sudah menentukan jurusan yang kalian pilih, dan
sebaliknya aku pun juga seperti itu.
Aku akan ingat
selalu meskipun hanya 6 bulan kita satu kelas tapi sudah banyak kesan yang aku
dapatkan bersama kalian. Dalam 6 bulan sangat banyak kenangan yang indah, saat
susah, saat asik bercanda bareng bersama kalian semuanya. Terkadang aku
menyesal kenapa enggak dari awal saja, kenapa enggak dari awal aku akrab dengan
kalian semua kenapa Cuma setiap tengah-tengahnya saja baru semuanya nyambung,
mungkin ini faktor karena kita semua malu untuk berkenalan dan malu menegur
satu dengan lainnya.
Jadi pesanku
jangan pernah kalian malu lagi untuk apapun dalam keadaaan apapun yang penting
positif kecuali itu sesuatu hal yang memalukan yang negatif itu baru jangan
dilakukan. Yang ingin aku sampaikan maafkan aku karena aku tidak bisa melupakan
kalian semua karena kalian itu yang membuat aku menjadi seperti ini, menjadi
orang yang tidak malu dan karena kalian aku bahagia terima kasih kepada
teman-teman sahabat-sahabat dan seluruh keluarga besar DTSS X-7.
DTSS itu penuh
cerita, penuh makna, penuh kebahagiaan, penuh tawa dan canda, penuh inspiratif,
penuh talenta, penuh iman, penuh lelucon penuh-penuh segala-galanya. Dan DTSS
itu warna-warni kisahnya dalam belajar, cinta, perlombaan, kecerdasan,
kekompakkannya. semuanya sempurna itulah DTSS tidak ada yang bisa menyamai DTSS
dengan kelas manapun, karena kami hanya satu dan tak ada yang sesempurna dibandingkan
kami semua yang ada di kelas X-7. Kami DTSS kami satu dan hanya satu.
Satu hal dari
aku untuk kalian dalam sebuah perjalanan hidup cita-cita terbesar adalah menuju
kesempurnaan dan ingin membahagiakan dikehidupan kedepan nanti, tapi ada
kalanya kita semua mesti belajar, berjuang, berusaha, dengan giat penuh
semangat. Rahasia terbesar di dalam hidup ini adalah melewati hari ini, esok
dan kedepannya lagi dengan penuh makna.
Dengan cinta
hidup akan lebih indah, dengan ilmu hidup akan menjadi mudah, dengan iman hidup
akan menjadi terarah dan dengan bersemangat hidup akan lebih bermakna untuk
kalian dan aku kedepan. Aku Cuma mau
bilang terima kasih kepada keluarga besar DTSS X-7 dan aku ingin katakan lagi
dan lagi bahwa aku sangat cinta kalian semua. Terima kasih karena kalian dari
awal sampai sekarang ini kita masih bisa berteman dan ini tidak akan putus
sampai kapanpun, DTSS tetap akan selalu ada dimanapun kapanpun dan dalam
keadaan apapun DTSS akan selalu bersama untuk selama-lamanya.
Dan inilah akhir
ceritaku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar