“Engh..”
Namja yang tengah terbaring lemah di ranjang sebuah rumah sakit kecil itu menghirup nafas dgn susah payah.
Air matamu menitik lagi. Seakan tak peduli dgn matamu yg sudah sangat amat kering terlalu sering menangisinya, kamu terus menangis sambil menggenggam tangannya. “Jungsoo Oppa..” Rintihmu memanggil nama namja itu.
Jungsoo memejamkan matanya. Seakan menahan kesakitannya. Tangannya melepaskan genggamanmu, kemudian mengelus kepalamu lembut. Seakan ia ingin berkata, bahwa ia baik2 saja. Ia ingin dirimu tenang. Apa itu artinya.. Tidak. Kamu buru2 menghapus pikiran negatifmu itu sambil tersenyum getir menatapnya.
“Cha.. Gi..” Dgn terengah2 Jungsoo memanggilmu dgn panggilan kesayangannya itu.
“Ne, Oppa..?” Tanggapmu secepatnya.
Jungsoo berusaha tersenyum. Nafasnya masih terengah2. Jungsoo semakin erat mengenggam tanganmu. “Kau.. Masih disini kan..?”
Kamu mengangguk sambil mengusap air matamu dgn tanganmu yg lain. “Pasti.. Percaya padaku, Oppa. Saranghae! Aku tak akan meninggalkanmu sampai kapanpun. Aku yang akan menjagamu sampai kau benar2 pulih.. Sehingga kita bisa seperti dulu lagi.. Kau berjanji akan segera menikahiku, kan? Oppa?”
Jungsoo tersenyum getir. Bibirnya yg kering, pecah2, membuatmu semakin tak dapat menahan air matamu. Sungguh, kau sangat membenci keadaannya yang seperti ini.. Kau merindukan bibir pink-nya yang selalu tersenyum saat memandangmu. Kau merindukan tawa bahagianya saat melihat tingkah laku-mu. Kau merindukan.. Merindukan seorang Park Jungsoo..
Jungsoo membuka mulutnya perlahan, seakan ingin mengatakan sesuatu. “Kau..” Nafasnya terengah2. “Ke.. Kenapa tidak.. Mencari.. Namja lain.. Saja, chagi..? Engh.. Ka.. Kau kan.. Tahu.. Hi.. Hidupku.. Tidak.. Engh.. Tidak lama lagi..”
Hatimu seakan tertusuk mendengarnya berkata seperti itu. “Kau ini bicara apa, sih, Oppa?!” Jeritmu kecewa. “Kau tidak sayang padaku?! Kau mau aku meninggalkanmu? Sampai bumi terbelah pun aku hanya mau mencintaimu, Oppa.. Kau.. Kau.. Hiks..” Air matamu mengalir deras.
Jungsoo terdiam. “Mi.. Mianhae.. Cha.. Gi..” Ujarnya lirih. Ia menggenggam tanganmu erat2 lagi, kemudian berusaha menarikmu ke pelukannya.
Kamu menangis di dalam pelukannya. Sekali lagi.. Kau berterimakasih pada Tuhan. Sampai hari ini.. Kau dapat merasakan hangat pelukannya..
“Saranghae..” Bisik Jungsoo lirih di telingamu. Kamu semakin mengeratkan pelukanmu padanya. “Nado..” Batinmu.
_____________________________________
“Bagaimana kabar namja penyakitan itu?”
PLAK!!! Tanpa ragu2 lagi kau langsung menampar pipi seorang namja di depanmu yg begitu seenaknya mengatai Jungsoo kekasihmu sebagai namja penyakitan itu.
Namja itu menyeringai sambil mengelus pelan pipinya yg memerah karena tamparanmu. “Hahaha. Mianhae. Bukan maksudku kurang ajar atau apa.. Tapi bukankah itu benar? Hidupnya kan tidak lama lagi. Sebentar lagi dia kan mau MATI!” Serunya kejam di depan wajahmu persis.
Tubuhmu seakan tertusuk oleh beribu2 paku mendengar perkataan kejam namja itu. Tanganmu hampir saja menampar lagi namja itu, tapi kau seakan lemas, tanganmu seakan tak bisa bekerja sama dgn otakmu.
Namja itu langsung menggenggam tanganmu erat2. “Putuskan dia dan menikahlah denganku, chagi.”
Kamu tertunduk. Kemudian menggeleng pelan. “Mianhae, Oppa.. Kumohon jangan ganggu aku lagi.. Aku.. Aku lelah dgn semua ini! Aku mau menunggu Jungsoo Oppa. Aku mencintainya.. Aku.. Aku..” Air matamu mengalir lagi.
Namja itu memeluk tubuhmu erat. Mengelus punggungmu, menenangkanmu. Dan.. Tanpa canggung mencium bibirmu lembut. Sontak kau mendorong tubuhnya saat bibirnya berhasil menyentuh bibir mungilmu. “Kyuhyun Oppa!” Jeritmu.
Kyuhyun menyeringai. “Sudahlah, sayang! Untuk apa lagi kau menunggu namja penyakitan itu? Hah? Itu hanya akan melukaimu! Lebih baik kau menikah denganku dan kita akan hidup bahagia. Bagaimana? Hm?” Bisiknya di telingamu sambil sekali lagi tersenyum seperti setan.
Astaga.. Kamu menangis lagi. Kenapa? Kenapa semua orang membenci Jungsoo dan menyuruhmu memutuskan hubungan cintamu dengannya? Karena Jungsoo penyakitan? Karena Jungsoo akan meninggal sebentar lagi? Ya Tuhan! Kamu marah. Kenapa ini? Kenapa tak ada satupun orang yang mau mengerti rasa cintamu pada Jungsoo? Kau mencintainya, kau tak mau meninggalkannya.. Tuhan..
Kamu menggeleng lemah. “Maafkan aku, Kyuhyun Oppa. Aku tak mau meninggalkan Jungsoo! Aku yakin dia akan sembuh sebentar lagi dan dia akan kembali kepadaku,” ucapmu bersikeras.
Kyuhyun terdiam sambil melirikmu sinis. “Huh. Yeoja keras kepala! Masih beruntung lah kau, aku masih mau mengajakmu menikah. Jangan mengemis cintaku lagi saat namja penyakitan itu sudah MATI, ya!” Serunya membuatmu terpukul. Kyuhyun membalikkan badannya, kemudian berlalu dengan angkuhnya meninggalkanmu sendiri di lorong rumah sakit itu.
_____________________________________
Dengan hati2, kau membuka pintu ruangan Jungsoo. Kau mendapati tubuh lemasnya masih terbaring di ranjang itu.
“Oppa..” Ucapmu lirih sambil mendekati ranjangnya.
Jungsoo tertidur lelap. Matanya terpejam. Nafasnya masih tidak begitu teratur. Air matamu sedikit keluar dari sudut matamu. “Mianhae, Oppa.. Saranghae.” Bisikmu lemah.
Kau mengecup dahinya penuh kasih, kemudian tersenyum menatapnya nanar.
Ya Tuhan, sembuhkan dia. Dia yang selalu ada untukku. Dia yang akan selalu mencintaiku. Dia yang akan menjagaku di dunia-Mu. Dia yang.. Harus ada di sisiku..
Kamu mengerjapkan matamu mengakhiri doamu.
_____________________________________
Ting tong.. Ting tong..
Bel pintu rumahmu berbunyi. Kamu segera beranjak dari sofa ruang tengahmu menghampiri pintu.
“Yaa.. Tunggu sebentar,” ucapmu, kemudian membuka pintu rumahmu. Lalu.. Terdiam. Kyuhyun? Untuk apa lagi dia kesini? Bukankah kemarin dia yang meninggalkanmu, mengatakan kalau dia tidak sudi kalau kau mengemis cintanya? Lalu? Kenapa.. Dia ada di sini?
Kamu memasang wajah angkuhmu menatapnya tidak suka. “Ada apa?” Tanyamu cepat.
Kyuhyun langsung tersenyum begitu hangat, membuatmu memalingkan wajahmu dari hadapannya. Senyumnya itu.. Yang selalu membuatmu teringat Jungsoo, membuatmu selalu ingin menangis.
Kyuhyun menarik dagumu mendekat dan menghadapkan wajahmu menatap wajahnya yg memuakkan dan penuh unsur kejahatan (?) itu. “Selamat sore, chagi-ku sayang..” Sapanya sok lembut.
Kau buru2 menepis tangannya, terlepas dari dagumu. “Ada apa? Jangan lama2!” Bentakmu.
Kyuhyun tersenyum penuh arti, kemudian memeluk tubuhmu hangat. “Bogoshipposo, chagi..” Bisiknya lirih.
Kau terdiam di pelukannya. Entah mengapa, tubuhmu terasa begitu lemas setelah dipeluk Kyuhyun.
Kyuhyun menatapmu tajam, kemudian entah darimana ia mengeluarkan sebuah saputangan, lalu membekap erat mulutmu. “Ennggghhh!!! Enghhh!!” Kamu memberontak, kau pukuli dada Kyuhyun. Kyuhyun terus membekap mulutmu, tangannya yg lain mendorong kepalamu. “Eng.. Eng..” Kamu merintih, tubuhmu menjadi lemas, seakan hilang kesadaran.
“Ah.. Ahaha..” Kyuhyun tertawa puas melihatmu yang sudah tidak sadarkan diri akibat obat bius yang ia lumurkan di saputangannya. Dengan cepat, Kyuhyun menggendong tubuhmu menuju kamarmu dan merebahkan tubuhmu di ranjang.
Kyuhyun tersenyum seduktif sambil menjilat bibir atasnya. Menatap tubuhmu yg hanya berbalut tank-top dan hotpants itu. “Ah.. Chagi.. Aku ingin kau malam ini..” Ucap Kyuhyun dgn nada mendesah. Dengan hati2 tubuhnya mulai menindihmu. Tangannya membuka pakaianmu satu persatu sementara bibirnya mulai menciummu ganas.
Merasakan sentuhan bibir basahnya, matamu perlahan mulai terbuka. “Engh..” Rintihmu pelan. Kamu menatap wajah Kyuhyun yang begitu dekat dgn wajahmu, matanya terpejam, ia menciummu. Tapi.. Entah mengapa kau diam saja. Kepalamu masih terasa pusing. Bahkan kau tidak berbuat apa2 saat kau.. Benar2 naked di depan namja brengsek yang sama sekali bukan kekasihmu.
“Kyuhyun Oppa..” Erangmu saat Kyuhyun membuka bra-mu. Digelitiknya nipple-mu pelan, membuatmu mendesah. “Ah, Oppa..”
“Mendesahlah terus, chagiya.. Saranghaeyo,” ucap Kyuhyun sambil melirikmu nakal. Diciumnya nipple-mu dengan lembut, kau memejamkan matamu merasakan sentuhan lembutnya. “Ah.. Oppa.. Teruskan..” Desahmu tanpa sadar. Kau membiarkan Kyuhyun terus-menerus menikmati tubuhmu, bahkan kau meminta lebih.
“Aaaah.. Aaah..” Kau menjambak rambut Kyuhyun sesaat setelah ia menghisap nipple-mu kuat2, menjilatinya, kemudian menghisapnya lagi.
“Aku gemas dengan payudaramu,” godanya sambil mencium lembut keduanya.
“Jinjja..?” Desahmu sambil mengelus rambutnya. “Ah.. Mereka milikmu seutuhnya,” ucapmu sambil memejamkan matamu menikmatinya.
Kyuhyun mencium bibirmu lembut, ciumannya turun ke lehermu. Dihisap2nya sekali lagi lehermu, meninggalkan kissmark kemerahan di sana. Jarinya masuk ke dalam lubangmu tanpa kau sadari, membuatmu mendesah pelan. “Aaah..” Kyuhyun mengocok2 vaginamu dgn 3 jarinya.
“Ah.. Oppa.. Ah..” Kau mencengkram lengan Kyuhyun sambil mendesah di sela2 kelakuannya. Kyuhyun masih menghisap lehermu dan menciuminya.
“Aaaah.. Oppa..” Cairanmu keluar ke jari2 Kyuhyun. Ia tersenyum puas dan menarik jari2nya keluar. Diemutnya jarinya dgn seduktif menelan cairanmu yang tumpah ruah itu.
Setelah jari2nya bersih dari cairanmu, Kyuhyun membuka lebar kedua pahamu. Diciumnya lembut vaginamu, diusapnya perlahan klitorismu dengan telunjuknya, membuatmu menggelinjang. “Ah.. Oppa.. Cepatlah.. Sssh..” Suruhmu. Kyuhyun tertawa geli di bawah sana. Ia mulai memasukkan lidahnya ke dalam lubangmu mencari titik rangsanganmu.
“AAAAH.. Sssh.. Ohh.. Aaah.. Oppaaa..”
Kau menjambak rambut Kyuhyun, mendorong kepalanya agar semakin menghisap vaginamu. Nafsumu sedang sangat amat memuncak saat ini, cairanmu keluar lebih cepat dan Kyuhyun juga langsung menelannya habis.
“Puaskan aku, ya, sayang..” Pinta Kyuhyun manja sambil menyandarkan kepalanya di kedua payudaramu. Kamu tersenyum nakal meliriknya. Segera saja kau bangkit kemudian membuka satu persatu pakaiannya. Juniornya sudah menegang, langsung saja kau pijat lembut benda (?) itu.
“Ah.. Chagi..” Kyuhyun mengelus kepalamu saat kau mulai menjilatnya dari atas ke bawah, bergantian terus-menerus seperti itu. Kau masukkan juniornya ke dalam mulutmu, kau maju-mundurkan, terakhir kau gigit twinsballnya hingga ia menjerit keenakkan. “Awh.. Chagi..” Cairannya keluar memenuhi rongga mulutmu.
“Emmh.. Oppa..” Kyuhyun tiba2 saja berlutut mencium bibirmu membantumu menghabiskan cairannya sambil meremas2 payudaramu lagi.
“Ah..” Kau mengerang kecil saat Kyuhyun mendorong tubuhmu bersandar di dinding. Diciumnya lagi bibirmu, dikulumnya, saliva kalian saling bertukar dan kau sangat amat menikmatinya.
Juniornya mengarah ke lubangmu. Perlahan tapi pasti ia mulai memasukkannya ke dalam. Tidak begitu sulit, karena dulu kau pernah melakukannya dengan Jungsoo. Astaga, bahkan sekarang kau sama sekali tidak mengingat Jungsoo. Pikiranmu sekarang hanya tertuju pada Kyuhyun, Kyuhyun, dan Kyuhyun.
“Oppaaaa..” Desahmu saat Kyuhyun mulai memaju-mundurkan juniornya. Tubuhmu bergerak2 seiring gerakan Kyuhyun, begitu pula dengan kedua payudaramu. Kyuhyun meremas keduanya dengan gerakan menggoda, sembari memuaskan juniornya di vaginamu.
“Ah.. Chagi.. Kita.. Enghh.. Keluarkan.. Bersamaaahhh~~” desah Kyuhyun. Serentak saja, kalian berdua sama2 klimaks. Cairannya menyembur masuk ke dalam lubangmu, begitu pula cairanmu. Kamu tergeletak lemas, ke dalam pelukan Kyuhyun. Kyuhyun memelukmu, tangannya mengelus punggungmu. Direbahkannya tubuhmu di tempat tidur, tanpa melepas juniornya dari vaginamu, ia memeluk erat tubuhmu berbaring di sana.
Begitu dibaringkan Kyuhyun, kau langsung terlelap begitu pulas. Kyuhyun tersenyum iblis menatapmu penuh kepuasan.
“Dia pasti akan lupa dengan kekasihnya yang penyakitan itu.. Hahahaha~” tawa Kyuhyun kejam. Dengan hati-hati, ia melepas juniornya dari vaginamu agar kau tak terbangun. Tanpa pakaian ia keluar kamar mengambil sapu tangannya yang tadi tergeletak di ruang tamu mu. Diraihnya tas ranselnya, kemudian ia meraih sebuah botol kecil berisi cairan obat bius. Dilumurkannya lagi obat bius itu ke serat-serat sapu tangannya, kemudian ia kembali ke kamarmu. Dibekapnya lagi perlahan mulut dan hidungmu, reaksi obat bius itu berlangsung begitu lama. Mungkin sampai esok hari.
“Ahahahaha..” Tawa kejam Kyuhyun menghiasi malam hina tersebut.
_____________________________________
Tinit tinit! Tinit tinit!
Jam weker sekaligus alarm berbentuk hati berwarna pink *detail banget ya nyebutinnya -_-* yang terletak di nakas di samping tempat tidurmu berdering lembut (?). Kyuhyun membuka matanya dengan enggan, kemudian melepas pelukannya dari tubuhmu yang masih naked. Kau masih tertidur lelap, mungkin kelelahan setelah bermain dengan Kyuhyun semalam. Hanya namja itu yang terbangun.
“Aish, apaan sih,” dumel Kyuhyun kesal kemudian meraih alarm-mu itu. Dibacanya sebaris teks yang merupakan subject alarm itu.
-Jenguk Jungsoo Oppa hwaiting, Oppa. Kau pasti bisa sembuh :’) saranghaeyo!-
Kyuhyun terdiam sambil menatap kosong alarm itu. Sejurus kemudian, ia tersenyum evil lagi. Dengan kejam ia men-delete alarm itu dan juga semua memo+alarm yang berhubungan dengan Jungsoo.
“Ahahaha! Dengan begini, kau akan menjadi milikku seutuhnya, chagiya..” Kyuhyun menoleh melirikmu yang masih tertidur. Ditaruhnya lagi alarm itu, kemudian ia kembali memelukmu di dalam selimut dan kembali tidur.
_____________________________________
“Engh..” Jungsoo mendudukkan tubuhnya di ranjang rumah sakit itu. Ia mengedarkan penglihatannya yang sedikit kabur itu ke penjuru kamar rawat itu. Dicarinya sosok yeoja yang selalu menemaninya itu. Kau. Dia mencari kau.
“Cha.. Gi..?” Jungsoo masih berusaha memanggil namamu, tapi percuma. Mau sekeras apapun ia meneriakkan namamu, kau tak akan muncul.
“Chagi..” Jungsoo mengucap lirih. “Uhuk..” Ia terbatuk pelan. Tangan ringkihnya bergerak pelan, berusaha meraih sebotol obat yang biasa kau minumkan pada Jungsoo.
“Ukh..” Jungsoo bersusah-payah meraih botol obat itu. Ia sedikit menggeser tubuhnya sekuat tenaga. Seperti yang kau tahu, untuk bernafas saja dia susah, apalagi menggerakkan badannya.
“Uhh..” Jungsoo masih bersikeras meraih botol obat itu. “Chagi..” Sekali lagi ia mengucap namamu.
BRUK!!
_____________________________________
“Engh..” Kau mengerjapkan matamu. Sebersit cahaya menerpa penglihatanmu, kau terbangun dari tidurmu yang sangat nyenyak itu. Kau menoleh ke samping, Kyuhyun yang sudah terbangun masih asyik memeluk pinggangmu.
“Oppa..” Ucapmu pelan. Shit, reaksi obat bius yang diberikan Kyuhyun masih bereaksi padamu. Buktinya kau malah membiarkan Kyuhyun memelukmu.
“Chagiya? Sudah bangun, sayang?” Kyuhyun mengecup lembut bibirmu. Kau hanya tersenyum tipis menatapnya.
“Mandilah,” ucapnya. Kau terdiam menatapnya. “Kau sudah mandi, Oppa?” Tanyamu. Kyuhyun hanya menyeringai. “Aniyo. Kau dulu saja,”
“Mau aku mandikan?” Tawarmu nakal sambil mencolek dagunya. Entah kenapa, kau yang biasanya polos dan innocent tiba2 menjadi nakal dan lebih mirip seperti seorang gadis penggoda.
Kyuhyun tersenyum genit. Ia tertawa puas dalam hati. “Obat biusnya masih berfungsi.. Hebat,” batinnya licik. “Mau dong..” Tanggapnya sama nakalnya. Segera saja ia menggendong tubuhmu masuk ke kamar mandi. Tanpa menolak, kau hanya tersenyum sambil kembali mencium bibirnya.
_____________________________________
“Chagi..” Kyuhyun mengendus lehermu sampai kau kegelian. Rupanya dia masih belum puas saja. Saat ini kau dan Kyuhyun baru saja mandi, dan sedang bersantai menonton televisi.
“Oppa..” Tolakmu malu sambil menjauhkan kepalanya. Kyuhyun nyengir, kemudian mencium pipimu.
“Oppa..” Ucapmu lagi. Kau pegang kedua pipinya, kau arahkan bibirnya itu di depanmu, kemudian kau kecup lembut bibirnya. Kyuhyun langsung ambil alih, ia mendekap tubuhmu erat dan memperganas ciuman kalian.
Kring.. Kring.. Tiba2 ponselmu berbunyi saat Kyuhyun hendak memasukkan lidahnya ke dalam mulutmu. Refleks kau melepas ciuman kalian dan meraih ponselmu. Kyuhyun mendecak kesal, ia merengek padamu. “Chagi..” Sungutnya. Kau hanya tersenyum tipis, menempelkan telunjukmu di bibirnya. Kemudian kau menjawab sebuah panggilan yang masuk ke dalam ponselmu.
“Yeoboseoyo?” Ucapmu. Sebuah pembicaraan berlangsung di ponselmu. Matamu terbelalak kaget, “MWOYA?!” Jeritmu. Refleks kau lempar ponselmu seakan tak percaya dengan apa yang dikatakan lawan bicaramu itu.
Kyuhyun terdiam. Wajahnya pucat. “Jangan-jangan..” Batinnya gugup.
“JUNGSOO OPPA!” Jeritmu. Pikiranmu seakan terbuka, otakmu yang semula dibuntukan Kyuhyun langsung mengingat segalanya. Apa yang kau lakukan semalam, dan.. Jungsoo? Oh, Tuhan! Refleks kau segera berlari keluar rumah, yang ada di pikiranmu sekarang hanya Jungsoo! Jungsoo!
“CHAGI!” Kyuhyun berteriak dari belakangmu, tapi kau tak peduli. Kau hanya terus menerus berlari, sesampainya di rumah sakit itu pun kau terus berlari hingga menabrak beberapa pasien dan orang yang berlalu-lalang di koridor rumah sakit itu. Kau sampai di depan ruang rawat Jungsoo, dan.. Hatimu seakan hancur berkeping2 saat.. Seorang dokter baru saja menyelimuti sesosok manusia di ranjang ruang rawat itu. Air matamu mengalir deras, kau berjalan lemas masuk ke dalam. “Dokter.. Dimana Jungsoo? Dia.. Baik2 saja.. Kan..?” Ucapmu sambil menggoyang2kan lengan dokter itu.
Dokter itu menunduk. Dua orang suster yang ada di sana pun menunduk sambil mengigit bibirnya.
Dokter itu tersenyum kecut. Ia memelukmu, mengelus kepalamu pelan. “Sabar ya, nak..” Ucapnya.
Air matamu mengalir deras, membasahi jas putih dokter tersebut. “Dimana Jungsoo? Dimana? Dimana dia, dokter? Dimana?!?!?!” Kau menjerit2 menanyakan dimana kekasihmu itu.
Dokter itu semakin erat memelukmu, seorang suster berusaha menenangkanmu. Seorang suster yang lain.. Membuka sepotong kain tipis yang menutupi seseorang yang terbaring di ranjang itu. Memunculkan.. Seorang namja yang terbaring kaku di ranjang. Wajahnya pucat, bibirnya kering. Nafasnya terhenti. Tapi.. Ia tersenyum. Dalam tidur panjangnya. Ia tersenyum pada dunia sebelum ia menghadapi maut. Air matamu mengalir deras, kau mendorong dokter itu hingga pelukannya terlepas dan kau segera menghampiri namja itu dan mengguncang2kan tubuhnya.
“KAU KEMANAKAN JUNGSOO KEKASIHKU?!” Jeritmu sambil menggoncang2kannya. Kau menangis, menjerit2 seperti orang gila. Raga itu.. Raga itu menghilang. Menghilangkan arwah Jungsoo kekasihmu. Hanya raganya yang akan tersisa. Tapi tidak dengan hatinya yang tulus mencintaimu. Tidak dengan pikirannya yang selalu memikirkanmu. Tapi.. Ia hanya menyisakan senyumannya untukmu..
“Jungsoo..” Isakmu.
“Dia..” Suara dokter itu memecah tangisanmu. “Dia meninggal tadi pagi. Pukul 8. Saat suster hendak mengecek kesehatannya di ruang rawatnya, tiba2 suster sudah menemukan tubuhnya terjatuh di samping ranjang dengan darah dari kepalanya. Sepertinya kepalanya terbentur keras membentur nakas di samping ranjangnya ini saat hendak mengambil sesuatu..” Jelas dokter itu penuh penyesalan.
Tangismu semakin kencang. Kau memeluk erat tubuhnya, seakan tak rela arwahnya menghilang. “Jungsoo Oppa.. Mianhae!! Jeongmal mianhae!! Oppa.. Kembalilah!!! Aku mencintaimu.. Oppa.. OPPAAAAAA!!!!”
Dokter itu berjalan menghampirimu sambil mengelus kepalamu. “Ini hanya takdir Tuhan, nak. Jangan meminta maaf. Tidak ada yang bersalah. Mungkin memang sudah waktunya dia menuju surga..” Dokter itu berusaha menguatkanmu.
“Ini salahku, ahjussi..” Isakmu. Kau terduduk lemas, kau memukul-mukuli lantai dengan tanganmu. “Kalau saja aku ke sini tadi pagi, menyuapkannya sarapannya, meminumkan obatnya, pasti dia tidak akan seperti ini!!!” Jeritmu pilu.
“Nak..” Dokter dan suster-suster itu berusaha menenangkanmu.
“Chagi!!” Tiba2 Kyuhyun muncul dari pintu. Ia berlari masuk dan memelukmu erat dari belakang. Perlahan kau dapat merasakan air matanya menetes membasahi tengkukmu. Air mata? Bukan. Itu air mata buayanya. Tapi kau tak menyadarinya. Kau menangis lagi sambil memeluk erat tubuhnya.
“Relakan dia, sayang. Aku janji akan mengganti dirinya. Aku janji akan menjagamu sepenuh hati, mencintaimu seperti ia mencintaimu. Saranghae,” ucap Kyuhyun.
Kau terisak. “Oppa..” Kau semakin mengeratkan pelukan pada Kyuhyun.
Kyuhyun mengusap air mata buayanya. Tanpa melepas pelukanmu, muncul sekilas evil smirknya. Dan.. Tak ada yang tahu kalau secara tidak langsung, ia telah membunuh Jungsoo kekasihmu..
-THE END-
Namja yang tengah terbaring lemah di ranjang sebuah rumah sakit kecil itu menghirup nafas dgn susah payah.
Air matamu menitik lagi. Seakan tak peduli dgn matamu yg sudah sangat amat kering terlalu sering menangisinya, kamu terus menangis sambil menggenggam tangannya. “Jungsoo Oppa..” Rintihmu memanggil nama namja itu.
Jungsoo memejamkan matanya. Seakan menahan kesakitannya. Tangannya melepaskan genggamanmu, kemudian mengelus kepalamu lembut. Seakan ia ingin berkata, bahwa ia baik2 saja. Ia ingin dirimu tenang. Apa itu artinya.. Tidak. Kamu buru2 menghapus pikiran negatifmu itu sambil tersenyum getir menatapnya.
“Cha.. Gi..” Dgn terengah2 Jungsoo memanggilmu dgn panggilan kesayangannya itu.
“Ne, Oppa..?” Tanggapmu secepatnya.
Jungsoo berusaha tersenyum. Nafasnya masih terengah2. Jungsoo semakin erat mengenggam tanganmu. “Kau.. Masih disini kan..?”
Kamu mengangguk sambil mengusap air matamu dgn tanganmu yg lain. “Pasti.. Percaya padaku, Oppa. Saranghae! Aku tak akan meninggalkanmu sampai kapanpun. Aku yang akan menjagamu sampai kau benar2 pulih.. Sehingga kita bisa seperti dulu lagi.. Kau berjanji akan segera menikahiku, kan? Oppa?”
Jungsoo tersenyum getir. Bibirnya yg kering, pecah2, membuatmu semakin tak dapat menahan air matamu. Sungguh, kau sangat membenci keadaannya yang seperti ini.. Kau merindukan bibir pink-nya yang selalu tersenyum saat memandangmu. Kau merindukan tawa bahagianya saat melihat tingkah laku-mu. Kau merindukan.. Merindukan seorang Park Jungsoo..
Jungsoo membuka mulutnya perlahan, seakan ingin mengatakan sesuatu. “Kau..” Nafasnya terengah2. “Ke.. Kenapa tidak.. Mencari.. Namja lain.. Saja, chagi..? Engh.. Ka.. Kau kan.. Tahu.. Hi.. Hidupku.. Tidak.. Engh.. Tidak lama lagi..”
Hatimu seakan tertusuk mendengarnya berkata seperti itu. “Kau ini bicara apa, sih, Oppa?!” Jeritmu kecewa. “Kau tidak sayang padaku?! Kau mau aku meninggalkanmu? Sampai bumi terbelah pun aku hanya mau mencintaimu, Oppa.. Kau.. Kau.. Hiks..” Air matamu mengalir deras.
Jungsoo terdiam. “Mi.. Mianhae.. Cha.. Gi..” Ujarnya lirih. Ia menggenggam tanganmu erat2 lagi, kemudian berusaha menarikmu ke pelukannya.
Kamu menangis di dalam pelukannya. Sekali lagi.. Kau berterimakasih pada Tuhan. Sampai hari ini.. Kau dapat merasakan hangat pelukannya..
“Saranghae..” Bisik Jungsoo lirih di telingamu. Kamu semakin mengeratkan pelukanmu padanya. “Nado..” Batinmu.
_____________________________________
“Bagaimana kabar namja penyakitan itu?”
PLAK!!! Tanpa ragu2 lagi kau langsung menampar pipi seorang namja di depanmu yg begitu seenaknya mengatai Jungsoo kekasihmu sebagai namja penyakitan itu.
Namja itu menyeringai sambil mengelus pelan pipinya yg memerah karena tamparanmu. “Hahaha. Mianhae. Bukan maksudku kurang ajar atau apa.. Tapi bukankah itu benar? Hidupnya kan tidak lama lagi. Sebentar lagi dia kan mau MATI!” Serunya kejam di depan wajahmu persis.
Tubuhmu seakan tertusuk oleh beribu2 paku mendengar perkataan kejam namja itu. Tanganmu hampir saja menampar lagi namja itu, tapi kau seakan lemas, tanganmu seakan tak bisa bekerja sama dgn otakmu.
Namja itu langsung menggenggam tanganmu erat2. “Putuskan dia dan menikahlah denganku, chagi.”
Kamu tertunduk. Kemudian menggeleng pelan. “Mianhae, Oppa.. Kumohon jangan ganggu aku lagi.. Aku.. Aku lelah dgn semua ini! Aku mau menunggu Jungsoo Oppa. Aku mencintainya.. Aku.. Aku..” Air matamu mengalir lagi.
Namja itu memeluk tubuhmu erat. Mengelus punggungmu, menenangkanmu. Dan.. Tanpa canggung mencium bibirmu lembut. Sontak kau mendorong tubuhnya saat bibirnya berhasil menyentuh bibir mungilmu. “Kyuhyun Oppa!” Jeritmu.
Kyuhyun menyeringai. “Sudahlah, sayang! Untuk apa lagi kau menunggu namja penyakitan itu? Hah? Itu hanya akan melukaimu! Lebih baik kau menikah denganku dan kita akan hidup bahagia. Bagaimana? Hm?” Bisiknya di telingamu sambil sekali lagi tersenyum seperti setan.
Astaga.. Kamu menangis lagi. Kenapa? Kenapa semua orang membenci Jungsoo dan menyuruhmu memutuskan hubungan cintamu dengannya? Karena Jungsoo penyakitan? Karena Jungsoo akan meninggal sebentar lagi? Ya Tuhan! Kamu marah. Kenapa ini? Kenapa tak ada satupun orang yang mau mengerti rasa cintamu pada Jungsoo? Kau mencintainya, kau tak mau meninggalkannya.. Tuhan..
Kamu menggeleng lemah. “Maafkan aku, Kyuhyun Oppa. Aku tak mau meninggalkan Jungsoo! Aku yakin dia akan sembuh sebentar lagi dan dia akan kembali kepadaku,” ucapmu bersikeras.
Kyuhyun terdiam sambil melirikmu sinis. “Huh. Yeoja keras kepala! Masih beruntung lah kau, aku masih mau mengajakmu menikah. Jangan mengemis cintaku lagi saat namja penyakitan itu sudah MATI, ya!” Serunya membuatmu terpukul. Kyuhyun membalikkan badannya, kemudian berlalu dengan angkuhnya meninggalkanmu sendiri di lorong rumah sakit itu.
_____________________________________
Dengan hati2, kau membuka pintu ruangan Jungsoo. Kau mendapati tubuh lemasnya masih terbaring di ranjang itu.
“Oppa..” Ucapmu lirih sambil mendekati ranjangnya.
Jungsoo tertidur lelap. Matanya terpejam. Nafasnya masih tidak begitu teratur. Air matamu sedikit keluar dari sudut matamu. “Mianhae, Oppa.. Saranghae.” Bisikmu lemah.
Kau mengecup dahinya penuh kasih, kemudian tersenyum menatapnya nanar.
Ya Tuhan, sembuhkan dia. Dia yang selalu ada untukku. Dia yang akan selalu mencintaiku. Dia yang akan menjagaku di dunia-Mu. Dia yang.. Harus ada di sisiku..
Kamu mengerjapkan matamu mengakhiri doamu.
_____________________________________
Ting tong.. Ting tong..
Bel pintu rumahmu berbunyi. Kamu segera beranjak dari sofa ruang tengahmu menghampiri pintu.
“Yaa.. Tunggu sebentar,” ucapmu, kemudian membuka pintu rumahmu. Lalu.. Terdiam. Kyuhyun? Untuk apa lagi dia kesini? Bukankah kemarin dia yang meninggalkanmu, mengatakan kalau dia tidak sudi kalau kau mengemis cintanya? Lalu? Kenapa.. Dia ada di sini?
Kamu memasang wajah angkuhmu menatapnya tidak suka. “Ada apa?” Tanyamu cepat.
Kyuhyun langsung tersenyum begitu hangat, membuatmu memalingkan wajahmu dari hadapannya. Senyumnya itu.. Yang selalu membuatmu teringat Jungsoo, membuatmu selalu ingin menangis.
Kyuhyun menarik dagumu mendekat dan menghadapkan wajahmu menatap wajahnya yg memuakkan dan penuh unsur kejahatan (?) itu. “Selamat sore, chagi-ku sayang..” Sapanya sok lembut.
Kau buru2 menepis tangannya, terlepas dari dagumu. “Ada apa? Jangan lama2!” Bentakmu.
Kyuhyun tersenyum penuh arti, kemudian memeluk tubuhmu hangat. “Bogoshipposo, chagi..” Bisiknya lirih.
Kau terdiam di pelukannya. Entah mengapa, tubuhmu terasa begitu lemas setelah dipeluk Kyuhyun.
Kyuhyun menatapmu tajam, kemudian entah darimana ia mengeluarkan sebuah saputangan, lalu membekap erat mulutmu. “Ennggghhh!!! Enghhh!!” Kamu memberontak, kau pukuli dada Kyuhyun. Kyuhyun terus membekap mulutmu, tangannya yg lain mendorong kepalamu. “Eng.. Eng..” Kamu merintih, tubuhmu menjadi lemas, seakan hilang kesadaran.
“Ah.. Ahaha..” Kyuhyun tertawa puas melihatmu yang sudah tidak sadarkan diri akibat obat bius yang ia lumurkan di saputangannya. Dengan cepat, Kyuhyun menggendong tubuhmu menuju kamarmu dan merebahkan tubuhmu di ranjang.
Kyuhyun tersenyum seduktif sambil menjilat bibir atasnya. Menatap tubuhmu yg hanya berbalut tank-top dan hotpants itu. “Ah.. Chagi.. Aku ingin kau malam ini..” Ucap Kyuhyun dgn nada mendesah. Dengan hati2 tubuhnya mulai menindihmu. Tangannya membuka pakaianmu satu persatu sementara bibirnya mulai menciummu ganas.
Merasakan sentuhan bibir basahnya, matamu perlahan mulai terbuka. “Engh..” Rintihmu pelan. Kamu menatap wajah Kyuhyun yang begitu dekat dgn wajahmu, matanya terpejam, ia menciummu. Tapi.. Entah mengapa kau diam saja. Kepalamu masih terasa pusing. Bahkan kau tidak berbuat apa2 saat kau.. Benar2 naked di depan namja brengsek yang sama sekali bukan kekasihmu.
“Kyuhyun Oppa..” Erangmu saat Kyuhyun membuka bra-mu. Digelitiknya nipple-mu pelan, membuatmu mendesah. “Ah, Oppa..”
“Mendesahlah terus, chagiya.. Saranghaeyo,” ucap Kyuhyun sambil melirikmu nakal. Diciumnya nipple-mu dengan lembut, kau memejamkan matamu merasakan sentuhan lembutnya. “Ah.. Oppa.. Teruskan..” Desahmu tanpa sadar. Kau membiarkan Kyuhyun terus-menerus menikmati tubuhmu, bahkan kau meminta lebih.
“Aaaah.. Aaah..” Kau menjambak rambut Kyuhyun sesaat setelah ia menghisap nipple-mu kuat2, menjilatinya, kemudian menghisapnya lagi.
“Aku gemas dengan payudaramu,” godanya sambil mencium lembut keduanya.
“Jinjja..?” Desahmu sambil mengelus rambutnya. “Ah.. Mereka milikmu seutuhnya,” ucapmu sambil memejamkan matamu menikmatinya.
Kyuhyun mencium bibirmu lembut, ciumannya turun ke lehermu. Dihisap2nya sekali lagi lehermu, meninggalkan kissmark kemerahan di sana. Jarinya masuk ke dalam lubangmu tanpa kau sadari, membuatmu mendesah pelan. “Aaah..” Kyuhyun mengocok2 vaginamu dgn 3 jarinya.
“Ah.. Oppa.. Ah..” Kau mencengkram lengan Kyuhyun sambil mendesah di sela2 kelakuannya. Kyuhyun masih menghisap lehermu dan menciuminya.
“Aaaah.. Oppa..” Cairanmu keluar ke jari2 Kyuhyun. Ia tersenyum puas dan menarik jari2nya keluar. Diemutnya jarinya dgn seduktif menelan cairanmu yang tumpah ruah itu.
Setelah jari2nya bersih dari cairanmu, Kyuhyun membuka lebar kedua pahamu. Diciumnya lembut vaginamu, diusapnya perlahan klitorismu dengan telunjuknya, membuatmu menggelinjang. “Ah.. Oppa.. Cepatlah.. Sssh..” Suruhmu. Kyuhyun tertawa geli di bawah sana. Ia mulai memasukkan lidahnya ke dalam lubangmu mencari titik rangsanganmu.
“AAAAH.. Sssh.. Ohh.. Aaah.. Oppaaa..”
Kau menjambak rambut Kyuhyun, mendorong kepalanya agar semakin menghisap vaginamu. Nafsumu sedang sangat amat memuncak saat ini, cairanmu keluar lebih cepat dan Kyuhyun juga langsung menelannya habis.
“Puaskan aku, ya, sayang..” Pinta Kyuhyun manja sambil menyandarkan kepalanya di kedua payudaramu. Kamu tersenyum nakal meliriknya. Segera saja kau bangkit kemudian membuka satu persatu pakaiannya. Juniornya sudah menegang, langsung saja kau pijat lembut benda (?) itu.
“Ah.. Chagi..” Kyuhyun mengelus kepalamu saat kau mulai menjilatnya dari atas ke bawah, bergantian terus-menerus seperti itu. Kau masukkan juniornya ke dalam mulutmu, kau maju-mundurkan, terakhir kau gigit twinsballnya hingga ia menjerit keenakkan. “Awh.. Chagi..” Cairannya keluar memenuhi rongga mulutmu.
“Emmh.. Oppa..” Kyuhyun tiba2 saja berlutut mencium bibirmu membantumu menghabiskan cairannya sambil meremas2 payudaramu lagi.
“Ah..” Kau mengerang kecil saat Kyuhyun mendorong tubuhmu bersandar di dinding. Diciumnya lagi bibirmu, dikulumnya, saliva kalian saling bertukar dan kau sangat amat menikmatinya.
Juniornya mengarah ke lubangmu. Perlahan tapi pasti ia mulai memasukkannya ke dalam. Tidak begitu sulit, karena dulu kau pernah melakukannya dengan Jungsoo. Astaga, bahkan sekarang kau sama sekali tidak mengingat Jungsoo. Pikiranmu sekarang hanya tertuju pada Kyuhyun, Kyuhyun, dan Kyuhyun.
“Oppaaaa..” Desahmu saat Kyuhyun mulai memaju-mundurkan juniornya. Tubuhmu bergerak2 seiring gerakan Kyuhyun, begitu pula dengan kedua payudaramu. Kyuhyun meremas keduanya dengan gerakan menggoda, sembari memuaskan juniornya di vaginamu.
“Ah.. Chagi.. Kita.. Enghh.. Keluarkan.. Bersamaaahhh~~” desah Kyuhyun. Serentak saja, kalian berdua sama2 klimaks. Cairannya menyembur masuk ke dalam lubangmu, begitu pula cairanmu. Kamu tergeletak lemas, ke dalam pelukan Kyuhyun. Kyuhyun memelukmu, tangannya mengelus punggungmu. Direbahkannya tubuhmu di tempat tidur, tanpa melepas juniornya dari vaginamu, ia memeluk erat tubuhmu berbaring di sana.
Begitu dibaringkan Kyuhyun, kau langsung terlelap begitu pulas. Kyuhyun tersenyum iblis menatapmu penuh kepuasan.
“Dia pasti akan lupa dengan kekasihnya yang penyakitan itu.. Hahahaha~” tawa Kyuhyun kejam. Dengan hati-hati, ia melepas juniornya dari vaginamu agar kau tak terbangun. Tanpa pakaian ia keluar kamar mengambil sapu tangannya yang tadi tergeletak di ruang tamu mu. Diraihnya tas ranselnya, kemudian ia meraih sebuah botol kecil berisi cairan obat bius. Dilumurkannya lagi obat bius itu ke serat-serat sapu tangannya, kemudian ia kembali ke kamarmu. Dibekapnya lagi perlahan mulut dan hidungmu, reaksi obat bius itu berlangsung begitu lama. Mungkin sampai esok hari.
“Ahahahaha..” Tawa kejam Kyuhyun menghiasi malam hina tersebut.
_____________________________________
Tinit tinit! Tinit tinit!
Jam weker sekaligus alarm berbentuk hati berwarna pink *detail banget ya nyebutinnya -_-* yang terletak di nakas di samping tempat tidurmu berdering lembut (?). Kyuhyun membuka matanya dengan enggan, kemudian melepas pelukannya dari tubuhmu yang masih naked. Kau masih tertidur lelap, mungkin kelelahan setelah bermain dengan Kyuhyun semalam. Hanya namja itu yang terbangun.
“Aish, apaan sih,” dumel Kyuhyun kesal kemudian meraih alarm-mu itu. Dibacanya sebaris teks yang merupakan subject alarm itu.
-Jenguk Jungsoo Oppa hwaiting, Oppa. Kau pasti bisa sembuh :’) saranghaeyo!-
Kyuhyun terdiam sambil menatap kosong alarm itu. Sejurus kemudian, ia tersenyum evil lagi. Dengan kejam ia men-delete alarm itu dan juga semua memo+alarm yang berhubungan dengan Jungsoo.
“Ahahaha! Dengan begini, kau akan menjadi milikku seutuhnya, chagiya..” Kyuhyun menoleh melirikmu yang masih tertidur. Ditaruhnya lagi alarm itu, kemudian ia kembali memelukmu di dalam selimut dan kembali tidur.
_____________________________________
“Engh..” Jungsoo mendudukkan tubuhnya di ranjang rumah sakit itu. Ia mengedarkan penglihatannya yang sedikit kabur itu ke penjuru kamar rawat itu. Dicarinya sosok yeoja yang selalu menemaninya itu. Kau. Dia mencari kau.
“Cha.. Gi..?” Jungsoo masih berusaha memanggil namamu, tapi percuma. Mau sekeras apapun ia meneriakkan namamu, kau tak akan muncul.
“Chagi..” Jungsoo mengucap lirih. “Uhuk..” Ia terbatuk pelan. Tangan ringkihnya bergerak pelan, berusaha meraih sebotol obat yang biasa kau minumkan pada Jungsoo.
“Ukh..” Jungsoo bersusah-payah meraih botol obat itu. Ia sedikit menggeser tubuhnya sekuat tenaga. Seperti yang kau tahu, untuk bernafas saja dia susah, apalagi menggerakkan badannya.
“Uhh..” Jungsoo masih bersikeras meraih botol obat itu. “Chagi..” Sekali lagi ia mengucap namamu.
BRUK!!
_____________________________________
“Engh..” Kau mengerjapkan matamu. Sebersit cahaya menerpa penglihatanmu, kau terbangun dari tidurmu yang sangat nyenyak itu. Kau menoleh ke samping, Kyuhyun yang sudah terbangun masih asyik memeluk pinggangmu.
“Oppa..” Ucapmu pelan. Shit, reaksi obat bius yang diberikan Kyuhyun masih bereaksi padamu. Buktinya kau malah membiarkan Kyuhyun memelukmu.
“Chagiya? Sudah bangun, sayang?” Kyuhyun mengecup lembut bibirmu. Kau hanya tersenyum tipis menatapnya.
“Mandilah,” ucapnya. Kau terdiam menatapnya. “Kau sudah mandi, Oppa?” Tanyamu. Kyuhyun hanya menyeringai. “Aniyo. Kau dulu saja,”
“Mau aku mandikan?” Tawarmu nakal sambil mencolek dagunya. Entah kenapa, kau yang biasanya polos dan innocent tiba2 menjadi nakal dan lebih mirip seperti seorang gadis penggoda.
Kyuhyun tersenyum genit. Ia tertawa puas dalam hati. “Obat biusnya masih berfungsi.. Hebat,” batinnya licik. “Mau dong..” Tanggapnya sama nakalnya. Segera saja ia menggendong tubuhmu masuk ke kamar mandi. Tanpa menolak, kau hanya tersenyum sambil kembali mencium bibirnya.
_____________________________________
“Chagi..” Kyuhyun mengendus lehermu sampai kau kegelian. Rupanya dia masih belum puas saja. Saat ini kau dan Kyuhyun baru saja mandi, dan sedang bersantai menonton televisi.
“Oppa..” Tolakmu malu sambil menjauhkan kepalanya. Kyuhyun nyengir, kemudian mencium pipimu.
“Oppa..” Ucapmu lagi. Kau pegang kedua pipinya, kau arahkan bibirnya itu di depanmu, kemudian kau kecup lembut bibirnya. Kyuhyun langsung ambil alih, ia mendekap tubuhmu erat dan memperganas ciuman kalian.
Kring.. Kring.. Tiba2 ponselmu berbunyi saat Kyuhyun hendak memasukkan lidahnya ke dalam mulutmu. Refleks kau melepas ciuman kalian dan meraih ponselmu. Kyuhyun mendecak kesal, ia merengek padamu. “Chagi..” Sungutnya. Kau hanya tersenyum tipis, menempelkan telunjukmu di bibirnya. Kemudian kau menjawab sebuah panggilan yang masuk ke dalam ponselmu.
“Yeoboseoyo?” Ucapmu. Sebuah pembicaraan berlangsung di ponselmu. Matamu terbelalak kaget, “MWOYA?!” Jeritmu. Refleks kau lempar ponselmu seakan tak percaya dengan apa yang dikatakan lawan bicaramu itu.
Kyuhyun terdiam. Wajahnya pucat. “Jangan-jangan..” Batinnya gugup.
“JUNGSOO OPPA!” Jeritmu. Pikiranmu seakan terbuka, otakmu yang semula dibuntukan Kyuhyun langsung mengingat segalanya. Apa yang kau lakukan semalam, dan.. Jungsoo? Oh, Tuhan! Refleks kau segera berlari keluar rumah, yang ada di pikiranmu sekarang hanya Jungsoo! Jungsoo!
“CHAGI!” Kyuhyun berteriak dari belakangmu, tapi kau tak peduli. Kau hanya terus menerus berlari, sesampainya di rumah sakit itu pun kau terus berlari hingga menabrak beberapa pasien dan orang yang berlalu-lalang di koridor rumah sakit itu. Kau sampai di depan ruang rawat Jungsoo, dan.. Hatimu seakan hancur berkeping2 saat.. Seorang dokter baru saja menyelimuti sesosok manusia di ranjang ruang rawat itu. Air matamu mengalir deras, kau berjalan lemas masuk ke dalam. “Dokter.. Dimana Jungsoo? Dia.. Baik2 saja.. Kan..?” Ucapmu sambil menggoyang2kan lengan dokter itu.
Dokter itu menunduk. Dua orang suster yang ada di sana pun menunduk sambil mengigit bibirnya.
Dokter itu tersenyum kecut. Ia memelukmu, mengelus kepalamu pelan. “Sabar ya, nak..” Ucapnya.
Air matamu mengalir deras, membasahi jas putih dokter tersebut. “Dimana Jungsoo? Dimana? Dimana dia, dokter? Dimana?!?!?!” Kau menjerit2 menanyakan dimana kekasihmu itu.
Dokter itu semakin erat memelukmu, seorang suster berusaha menenangkanmu. Seorang suster yang lain.. Membuka sepotong kain tipis yang menutupi seseorang yang terbaring di ranjang itu. Memunculkan.. Seorang namja yang terbaring kaku di ranjang. Wajahnya pucat, bibirnya kering. Nafasnya terhenti. Tapi.. Ia tersenyum. Dalam tidur panjangnya. Ia tersenyum pada dunia sebelum ia menghadapi maut. Air matamu mengalir deras, kau mendorong dokter itu hingga pelukannya terlepas dan kau segera menghampiri namja itu dan mengguncang2kan tubuhnya.
“KAU KEMANAKAN JUNGSOO KEKASIHKU?!” Jeritmu sambil menggoncang2kannya. Kau menangis, menjerit2 seperti orang gila. Raga itu.. Raga itu menghilang. Menghilangkan arwah Jungsoo kekasihmu. Hanya raganya yang akan tersisa. Tapi tidak dengan hatinya yang tulus mencintaimu. Tidak dengan pikirannya yang selalu memikirkanmu. Tapi.. Ia hanya menyisakan senyumannya untukmu..
“Jungsoo..” Isakmu.
“Dia..” Suara dokter itu memecah tangisanmu. “Dia meninggal tadi pagi. Pukul 8. Saat suster hendak mengecek kesehatannya di ruang rawatnya, tiba2 suster sudah menemukan tubuhnya terjatuh di samping ranjang dengan darah dari kepalanya. Sepertinya kepalanya terbentur keras membentur nakas di samping ranjangnya ini saat hendak mengambil sesuatu..” Jelas dokter itu penuh penyesalan.
Tangismu semakin kencang. Kau memeluk erat tubuhnya, seakan tak rela arwahnya menghilang. “Jungsoo Oppa.. Mianhae!! Jeongmal mianhae!! Oppa.. Kembalilah!!! Aku mencintaimu.. Oppa.. OPPAAAAAA!!!!”
Dokter itu berjalan menghampirimu sambil mengelus kepalamu. “Ini hanya takdir Tuhan, nak. Jangan meminta maaf. Tidak ada yang bersalah. Mungkin memang sudah waktunya dia menuju surga..” Dokter itu berusaha menguatkanmu.
“Ini salahku, ahjussi..” Isakmu. Kau terduduk lemas, kau memukul-mukuli lantai dengan tanganmu. “Kalau saja aku ke sini tadi pagi, menyuapkannya sarapannya, meminumkan obatnya, pasti dia tidak akan seperti ini!!!” Jeritmu pilu.
“Nak..” Dokter dan suster-suster itu berusaha menenangkanmu.
“Chagi!!” Tiba2 Kyuhyun muncul dari pintu. Ia berlari masuk dan memelukmu erat dari belakang. Perlahan kau dapat merasakan air matanya menetes membasahi tengkukmu. Air mata? Bukan. Itu air mata buayanya. Tapi kau tak menyadarinya. Kau menangis lagi sambil memeluk erat tubuhnya.
“Relakan dia, sayang. Aku janji akan mengganti dirinya. Aku janji akan menjagamu sepenuh hati, mencintaimu seperti ia mencintaimu. Saranghae,” ucap Kyuhyun.
Kau terisak. “Oppa..” Kau semakin mengeratkan pelukan pada Kyuhyun.
Kyuhyun mengusap air mata buayanya. Tanpa melepas pelukanmu, muncul sekilas evil smirknya. Dan.. Tak ada yang tahu kalau secara tidak langsung, ia telah membunuh Jungsoo kekasihmu..
-THE END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar